Bangkit

Hari ini saatnya bangkit! Jika bukan hari ini, kapan lagi? Jika Anda sedang merasa terpuruk, bangkitlah dari keterpurukkan Anda. Jika Anda baru saja gagal, bangkitlah dari kegagalan Anda. Bahkan, saat Anda merasa baik-baik saja, bangkitlah untuk lebih baik lagi.

Selasa, 27 Januari 2009

Kegiatan perdana seksi LH

Kegiatan perdana Seksi Lingkungan hidup adalah menyelenggarakan Kerja Bakti Massal, yang dilaksanakan tanggal 25 Januari 2009. Alhamdulillah kegiatan ini mendapat sambutan yang menggembirakan dari masyarakat. Hal ini terbukti dengan keikutsertaan warga yang turun ke lapangan. Ada sekitar 60 warga yang terjun langsung ke lapangan. Jumlah tersebut lebih dari 70% dari jumlah Kepala Keluarga di RT kami.

Ada yang menarik dalam kegiatan ini. Dalam surat pemberitahuan untuk melakukan kerja bakti, kami tidak mencantumkan jam berapa kerja bakti akan dilaksanakan.Rupanya Pak RT ( Eddy Sumardjo) telah mempunyai ide cemerlang untuk mengantisipasi kealpaan tersebut. Beliau mencari kaleng, lalu kaleng itu diikatkan ke motornya, dan pada jam 08.00 mulailah ia berkeliling di sekitar komplek RT 05/22, sebagai sinyal dimulainya kerja bakti. Sontak saja ia mendapan julukan " RT Kaleng" dan RW_nya mendapat julukan "RW Kencleng". Insya Allah anggota kami Bpk. Yopi Setiawan ( Abah Hanif ) akan mengirimkan dokumentasi tentang kegiatan tersebut. ( Diantos nya Bah ! ).

Dalam tulisan ini ijinkan saya dkk dari Seksi LH ( Pak. Yopi dan Haji Aang alias Pak Isep alias Pak Saepudin ) untuk mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya atas partisipasi warga RT 05/22. Semoga setiap keringat yang dicucurkan dalam kegiatan kerja bakti tersebut, membawa berkah untuk lingkungan tercinta kita.

Senin, 19 Januari 2009

Syukur & silaturahmi

Pengantar : Konsep lingkungan hidup yang sedang dan akan terus dijalankan adalah memantapkan pemahaman dasar tentang hidup sebelum dilanjutkan pada pemahaman tentang lingkungan hidup. Di bawah ini saya paparkan dua tulisan saya yang erat berhubungan dengan hal itu, yakni tentang syukur dan silaturrahmi.

Salah seorang sejawat berkata bahwa sering ia mendengar orang mengucap Alhamdulillah, ia tahu itu sebagai rasa syukur. Lantas ia bertanya apakah syukur itu cukup hanya dengan mengucapkan “Alhamdulillah” saja ?

Pertanyaan di atas memang hal yang perlu dicarikan jawabannya

Dari beberapa tulisan dapat disimpulkan bahwa syukur adalah rasa terima kasih yang ditujukan kepada Yang Maha Kuasa. Ada yang mengimplementasikannya dengan mengucap “ Alhamdulillah”, ada yang mengucap “ subhanallah, walhandulillahi wa laailaha illallahu allahu akbar, ada yang mengucapnya sambil bersujud, dan lain sebagainya.

Tidaklah salah, kalau kita mengungkapkan rasa syukur dengan mengucap “ Alhamdulillah”, namun akan lebih bernilai kalau kita dapat mengkaji untuk memahami substansi dari apa yang terdapat dalam kalimah tersebut.

Alhamdulillah diartikan segala puji bagi Allah, segala berarti bukan sebahagian tetapi seluruhnya. Jadi seluruh puji itu hanya untuk Allah, Puji itu Hak Allah, bukan hak selain Allah. Itu sebabnya kalau kita dipuji karena misalnya pekerjaan kita bagus atau karena apa saja, biasanya mengucap Alhamdulillah, maksudnya adalah kita tidak punya hak untuk dipuji, yang hak untuk dipuji adalah Allah, itu sebabnya puji itu kita sampaikan kembali kepada Allah, dengan mengucap Alhamdulillah.

Apa sajakah yang harus kita syukuri ?. Tentunya banyak sekali bahkan tidak dapat dihitung karena saking banyaknya ( QS. Al Kautsar ). Namun dari yang terkandung dalam al Qur’an yang wajib kita syukuri diantaranya adalah : Air sebagai sumber kehidupan , Udara untuk kita bernafas, Tanah sebagai tempat berpijak dan Matahari sebagai sumber energi. Kita tanyakan pada diri kita sendiri apakah kita pernah secara khusus mensyukuri keberadaan unsur tersebut ?

Selanjutnya rasa syukur itu kita sampaikan untuk keberadaan Jasmani dan Rohani kita, lalu pancaindera, tangan dan kaki, 2 mata dan 2 telinga, Hidung, mulut selanjutnya ada bulu, ada daging, ada kuku, ada kulit , ada otot, ada lamad, sumsum, ada tulang dan lain sebagainya. Bagaimana kita mensyukuri itu semua ? dapatkah kita mensyukuri itu semua ? bukankah itu adalah hal yang wajib kita lakukan ? bagaimana caranya ?

Allah tidak pernah membebani makhluknya . Segala kewajiban dan aturan dibebankan kepada makhluk menurut kemampuan makhluk. Demikian pula dalam hal bersyukur kepadaNya. Dari sekian banyak yang wajib disyukuri, dapat diimplementasikan dalam satu pekerjaan yaitu dengan ibadah Shalat, karena dalam shalat di dalamnya terkandung makna yang dalam, dan termasuk di dalamnya hal ”mensyukuri”.

Dalam Islam dikenal ada istilah Sariat, Tarikat, Hakikat dan Ma’rifat yang merupakan suatu sistem, satu dan lainnya saling berhubungan, tidak dapat dipisahkan. Shalat dalam syariat Islam Wajib hukumnya. Dalam ilmu syariat ada yang disebut rukun salat, ritual/gerakan shalat, bacaan shalat dan lain sebagainya. Dalam tarikat dikaji lebih mendalam lagi makna hakiki dari setiap hal dalam shalat. Gerakan berdiri, duduk, ruku dan sujud dalam shalat dimaknai dengan silaturahmi dengan 4 anasir makhluk ; Api, tanah, angin, air, artinya wujud implemantasi syukur kita terhadap 4 anasir tersebut adalah ada dalam posisi shalat. Dalam rukun shalat ada ketentuan shalat subuh 2 rakaat, di dalamnya ada manifestasi syukur untuk jasmani dan rohani. Dalam shalat dhuhur yang 4 rakaat ada manifestasi syukur terhadap 2 tangan dan 2 kaki. Dalan shalat Ashar ada 4 rakaat yang mengandung manifestasi...........( untuk ashar dipending dulu ). Dalam shalat maghrib terkandung manifestasi rasa syukur terhadap hidung (2 lubang ) dan mulut, dan dalam shalat Isya yang 4 rakaat terkandung manifestasi dari syukur terhadap 2 mata dan 2 telinga.

Nah sejawab, ternyata shalat itu demikian pentingnya dan mendalam maknanya. Itu sebabnya Allah mewajibkannya. Bahkan dari suatu sumber ada dikatakan bahwa kelima shalat itu disimbulkan dengan huruf Dzal, Alif, lam,Mim,dan ha yang terangkai menjadi ”Alhamdu”. Bila itu kita pahami dan yakini kebenarannya, mengandung konsekuensi bila 1 shalat saja tidak dilaksanakan, dengan kata lain bahwa 1 shalat saja tertinggal maka tidak menjadi ”Alhamdu” entah menjadi apa.

Dari semua yang diuraikan di atas jelaslah kedudukan shalat itu, disamping sebagai komunikasi akrab makhluk dengan khaliq, sekaligus sebagai rasa syukur kita sebagai makhluk kepada Allah sebagai khaliq.

Bagaimana kalau tidak shalat ? Konon orang yang sombong itu adalah orang yang tidak shalat. Benarkah demikian ?

Hak Allah adalah kewajiban makhluk. Shalat adalah kewajiban makhluk. Kalau kita sebagai makluk tidak shalat boleh jadi jadi sebenarnya kita ingin jadi Tuhan. Persis seperti orang yang tak mau berzakat, ya harus mau menerima zakat orang lain. ( cag )
KAJIAN SILATURAHMI
Dapatkah Silaturahmi menjadi solusi ?

Seringkali kita dihadapkan pada situasi konflik, entah diri kita sendiri yang berkonflik atau kita menengahi yang tengah berkonflik. "You cannot not to be in conflict". Mungkin ungkapan ini pas buat orang yang bekerja. Tidak ada satu orang pun yang tidak pernah terlibat dalam konflik di tempat kerja. Kalau melihat praktek hidup, konflik itu adalah konsekuensi dari komunikasi / interaksi. Karena kita selalu berkomunikasi atau berinteraksi, baik secara lisan atau non-lisan, maka salah satu konsekuensinya adalah konflik. Di level yang lebih luas dalam ruang lingkup masyarakat, tentunya potensi konflik itu lebih komplek.

Konflik memang bukan sesuatu yang membuat diri comfortable dan tentu saja setiap konflik, harus dicarikan solusinya, agar tidak menjadi konflik berkepanjangan.

Apa yang menyebabkan timbulnya konflik biasanya adalah perbedaan, entah perbedaan agama, ras, suku, kepentingan, dan lain sebagainya. Lantas bagaimana menjaga agar konflik itu tidak muncul ? Apa dengan cara menghilangkan perbedaan ? bukankah “perbedaan” adalah keyword adanya berkonflik ? Untuk menjawab hal ini mari kita kaji uraian di bawah ini .

Konon agama Islam adalah “Rahmatan lilalamin”, rahmat bagi seluruh alam, artinya bukan hanya untuk orang Islam saja, tapi untuk seluruh alam, termasuk makhluk selain manusia. Lantas bagaimana dengan kondisi umat Islam di Indonesia ? Jangankan untuk makhluk lain, dengan sesame Islam saja kita seringkali parasea. Pertanyaan yang timbul adalah mengapa demikian ? , siapa yang harus disalahkan ?

Islam dengan”rahmatan lil’alamin”nya adalah suatu konsep. Konsep yang perlu dikaji secara mendalam agar tidak salah dalam pemahamannya, karena salah dalam pemahaman dapat menyebabkan salah dalam implematasi.


Bismillahirrahmanirrahim ( kita ucapkan itu dari diri kita untuk kita)
Assalamua’laikum warahmatullahi……( kita ucapkan itu dari kita untuk oranglain)
Silaturrahim ( Kita laksanakankan itu timbal balik, take & give,atas dasar kasih sayang)
Rahmatan lil’alamin ( Kondisi ideal yang tercipa dari proses diatas).

Walhasil implementasi dari konsep Islam yang Rahmatan lil’alamin itu adalah ada pada silaturahim.

Silaturrahim berasal dari kata Shilah yang berarti menghubungkan dan rahmi/rahim berarti kasih sayang. Shilaturahmi diartikan sebagai menghubungkan kasih saying yang di dalamnya sarat makna diantaranya sikap saling menghargai, tolong menolong, saling mengasihi, saling menyayangi dan lain sebagainya.

Kalau kita berasumsi bahwa silaturahmi itu ada semenjak diciptakannya Adam dan Hawa, sepertinya perlu dikali ulang dan mungkin perlu dikoreksi, sebab sangat mungkin silaturahmi itu ada jauh sebelum makhluk ada.Harus dijajajagi adanya pemahaman bahwa silaturahmi itu ada bersamaan dengan adanya dzat,sifat kemudian muncul Atsma.

Ketika” sesuatu” itu ada, dan di sekitarnya ada “ sesuatu yang lain” selain dirinya, pasti antara satu dengan yang lainnya itu terdapat berbedaan. Kita sebut sebagai “sesuatu yang lain” artinya itu sesuatu yang berbeda dengan dirinya. Ketika timbul kesadaran bahwa “dirinya” berbeda dengan yang lain, timbul fitrah keingintahuan atau ingin mengenal satu sama lain, saling mencari tahu apa dan mengapa berbeda. Terjadinya interaksi ( antar-inter) positif keduanya dimaknai sebagai silaturahmi.

Tidak setiap hubungan dapat dimaknai silaturahim. Suatu hubungan yang tidak sehat, penuh permusuhan, tidak dapat dimaknai silaturahim. Kalau rasa ingin tahu, ingin mengenal, dimaksudkan untuk mencelakai yang lain, mencari kelemahan orang lain, atau membuka aib orang lain, itu yang selanjutnya menjadi potensi konflik.

Suatu hubungan yang disebut silaturahmi, tentu saja harus terjadi dengan secara tulus. Spontan, ikhlas. Dalam keterangan disebutkan bahwa apabila hubungan itu saling ikhlas, maka turunlah rahmat Allah. Tolok ukurnya adalah manfaat, bila hubungan itu ada manfaatnya , sudah barang tentu itu pasti dari silaturahmi.

Selasa, 06 Januari 2009

Tahun Baru

Malam tanggal 31 Desember 2008, Pengurus RT 05/22 bersama warga menyelenggarakan kegiatan " Paturay Tineung Pengurus RT 05/22 masabakti 2005-2008, Nyambut Gawe Pengurus RT 05/22 masabakti 2009-2014" Kegiatan ini sekaligus memperingati Tahun Baru 1430 H, dan Tahun Baru 2009 M. Acaranya berupa :

a. Laporan Kepengurusan RT 05/22 masabakti 2005-2008
b. Sosialisasi program Pengurus RT 05/55 masabakti 2009-2014
c. Ramah tamah dan Renungan Malam

Kegiatan ini berlangsung sangat sederhana. Bagi warga RT 05/22 Tahun Baru diarahkan pada pemaknaan Tahun Baru sebagai HIJRAH. Selengkapnya isi renungan malam adalah sebagai berikut :

Kita baru saja merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1430 H dan tahun Baru Masehi 1 Januari 2009. Peristiwa itu sepantasnya kita jadikan momentum untuk bangkit dari keterpurukan. Tepat apa yang disampaikan dalam pesan reklame di salah satu stasion TV : Bangkit adalah susah, susah melihat orang lain susah, senang melihat orang lain senang .Bangkit itu takut, takut korupsi, takut makan yang bukan haknya, bangkit itu …mencuri, mencuri perhatian dunia dengan prestasi. Bangkit itu marah, marah bila martabat bangsa dilecehkan. Bangkit itu malu, malu jadi benalu, malu karena minta melulu. Bangkit itu tidak ada, tidak ada kata menyerah, tidak ada kata putus asa.

Lantas bagi kita, bangkit itu akan diterjemahkan sebagai apa ? Kalau setuju, mari kita terjemahkan bangkit itu sebagai hijrah atau pindah, pindah dari kegelapan menuju cahaya, pindah dari prilaku buruk menjadi baik, pindah dari baik menjadi lebih baik lagi, pindah dari yang tadinya tidak disiplin, menjadi insan yang penuh disiplin, pindah dari buruk sangka menjadi berbaik sangka, pindah dari yang selalu cemberut, menjadi banyak tersenyum, pindah dari pemarah menjadi penyayang, penyabar. Pindah dari ”carekeun” menjadi penurut. Pindah dari apatis menjadi kreatif, pindah dari ”cuek” menjadi penuh kepedulian. Pindah dari ghibah ( membicarakan orang lain ), menjadi introspeksi.
Pindah.....pindah.....dan pindah, hijrah....hijrah...dan hijrah.

Senin, 05 Januari 2009

PEMBENAHAN RT 05/22
KOMPLEK TAMAN CILEUNYI

Masa Bakti 2009 - 2014

SASARAN BIDANG PEMBENAHAN

A. Manajemen RT 05
1. Administrasi RT ( Buku-buku)
2. Inventarisasi data KK
3. Tata aliran Dana
4. Struktur Organisasi
5. Pemberdayaan tiap Seksi
6. Penganggaran tiap Seksi

B. Seksi-seksi
1. Keamanan
a. Re-schedule Ronda (wacana warga ronda pada malam Sabtu/Minggu)
b. Wacanakan untuk menggunakan tenaga HANSIP/SATPAM
c. Aktifkan lagi Pos Ronda

2. Lingkungan Hidup
a. Kerja bakti massal 1 bulan sekali
b. Pembuatan/penataan Taman
c. Pemanfaatan rumah kosong
d. Pengadaan Tempat sampah
e. Pembuatan papan pengumuman
f. Sarana Penerangan
g. Penanaman pohon

3. Perekonomian
a. Melanjutkan rencana Pembentukan Koperasi
b. Pengadaan barang.peralatan ( inventaris ) : Piring,gelas dll

4. PKK/Kelompok Pengajian
a. Pembentukan Dasa Wisma

Rencana Strategis

RENCANA STRATEGIS RUKUN TETANGGA 05/22
PERUMAHAN TAMAN CILEUNYI
TAHUN 2009 - 20014


Unit Organisasi : RUKUN WARGA 22 DESA CILEUNYI KULON

Visi : MENJADIKAN RUKUN TETANGGA 05/22 PRIMA DALAM PELAYANAN
SERTA MENUJU PENGEMBANGAN MENJADI WILAYAH BERWAWASAN
LINGKUNGAN DI PERUMAHAN TAMAN CILEUNYI.

Misi : A. MENINGKATKAN KINERJA PENGURUS RT 05/22 SECARA
BERDAYAGUNA DAN BERHASILGUNA, TRANSPARAN YANG
MENGARAH PADA PROFESIONALISME.
B. MEWUJUDKAN RUKUN TETANGGA 05/22 MENJADI WILAYAH
BERWAWASAN LINGKUNGAN BERLANDASKAN PADA KESADARAN
DAN PARTISIPASI SELURUH WARGA RT 05/22.
C. MENGEMBANGKAN SOSIAL BUDAYA DAN PEREKONOMIAN UNTUK
MEMBENTUK SDM YANG HANDAL DAN RELIGIUS.

TUJUAN DAN SASARAN

A. Tujuan
Visi dan misi Rukun Tetangga 05/22 hanya dapat diwujudkan apabila seluruh komponen masyarakat Rukun Tetangga 05/22 memiliki komitmen yang tinggi dalam hubungannya dengan upaya pewujudan visi dan misi. Tujuan yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Turut meningkatkan sistem pelayanan public guna mendorong pertumbuhan kondisi social
ekonomi dan partisipasi warga RT 05/22.
2. Turut meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan pemukiman yang didukung kesadaran
dan partisipasi warga RT 05/22.
3. Turut meningkatkan pemanfaatan sumber daya ekonomi dan sosial yang didukung perilaku
masyarakat yang kondusif.
B. Sasaran
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut, maka sasaran yang harus dicapai pada masing-masing tujuan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan sistem pelayanan public guna mendorong pertumbuhan kondisi social ekonomi
masyarakat yang positif.
a. Terwujudnya kompetensi pengurus RT 05/22 yang mengarah pada profesionalisme
aparat.
b. Terwujudnya ketentraman dan ketertiban lignkungan dengan dukungan stakeholder.
2. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan pemukiman yang didukung kesadaran dan
partisipasi warga RT 05/22 Perumahan Taman Cileunyi.
a. Meningkatkan kualitas lingkungan yang didukung kesadaran dan partisipasi warga
b. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup.
3. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya ekonomi dan social yang didukung perilaku
masyarakat yang kondusif.
a. Meningkatnya kegiatan usaha kecil dabn koperasi dengan peran serta pengusaha di wilayah
kerja RW 22
b. Meningkatnya partisipasi dan kesetiakawanan social dalam kegiatan social
kemasyarakatan
c. Meningkatnya partisipasi perempuan dalam kegiatan PKK.